By Rini Kurnia Sari., S.E., M.E.
Pendahuluan
Sepanjang bulan Mei sampai akhir tahun 2018 ini Indonesia harus menghadapi pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika. Puncaknya adalah pada 11 Oktober 2018, dimana rupiah melemah sebesar Rp15.253 per dolar AS. Kondisi ini tentu membuat banyak pihak khawatir dan membandingkan kondisi ekonomi tahun 2018 dengan masa krisis ekonomi tahun 1998.
Faktanya, sampai saat ini Indonesia tidak mengalami krisis ekonomi seperti 20 tahun silam. Karena pada tahun 2018, rupiah hanya mengalami pelemahan sebesar 12 persen terhadap dolar AS. Sedangkan pada tahun 1988, rupiah melangalami pelemahan sebesar 510 persen terhadap dolar AS.
Penguatan dolar AS pada tahun ini dipicu oleh sejumlah faktor. Salah satunya adalah isu perang dagang antara Amerika Serikat dan Tiongkok kembali memanas setelah persetujuan perjanjian perdagangan AS dengan Kanada dan Meksiko yang mengisyaratkan pembatasan barang-barang dari Tiongkok.
Pelemahan rupiah ini tidak berdampak signifikan terhadap perekonomian Indonesia karena fundamental perekonomian Indonesia saat ini masih dalam kondisi baik, yang tercermin dari inflasi yang berada diangka 3,5 persen dan pertumbuhan ekonomi di 5,4 persen.
Selain inflasi dan pertumbuhan ekonomi, dalam artikel ini akan dibahas variabel fundamental makro ekonomi yang lainnya pada tahun 2018 dibandingkan tahun 2016 dan 2017.
Pertumbuhan Ekonomi
Perekonomian Indonesia tahun 2018 tumbuh lebih baik dengan dukungan sisi eksternal dan internal. Dari sisi ekstenal, Indonesia terkena dampak dari rebalancing ekonomi Tiongkok dan kebijakan perdagangan AS. Dari sisi domestik, kinerja pertumbuhan didukung oleh peningkatan konsumsi rumah tangga dan konsumsi pemerintah. Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto (PMTB) tetap tumbuh tinggi sejalan dengan pembangunan infrastruktur dan perbaikan iklim investasi sebagai bagian dalam mendorong investasi langsung nonpemerintah.
Pada tahun 2018 Pemerintah terus berupaya untuk mendorong konsumsi rumah tangga dengan memperbaiki program perlindungan sosial untuk meningkatkan pemerataan pendapatan dan pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat khususnya yang berpendapatan rendah. Perbaikan target penerima bantuan dan pembaharuan data terus dilakukan untuk meningkatkan kualitas program tersebut. Selain itu, Pemerintah terus meminimalisasi risiko adanya fluktuasi pada komponen harga bergejolak (volatile food) dengan terus memperbaiki pasokan dan ketersediaan pangan.
Pelaksanaan Asian Games 2018 yang sudah terlaksana telah mendorong pertumbuhan konsumsi. Berdasarkan kondisi tersebut, konsumsi rumah tangga pada tahun 2018 tumbuh sebesar 5,1 persen. Pada sisi konsumsi pemerintah, kebijakan anggaran belanja diarahkan pada alokasi yang lebih efisien terutama untuk mendukung pelaksanaan program prioritas. Selain itu, konsumsi pemerintah juga akan mendukung pertumbuhan konsumsi rumah tangga melalui porsi bantuan sosial yang lebih tinggi. Konsumsi pemerintah pada tahun 2018 tumbuh sebesar 3,8 persen.
Pada tahun 2018, peranan PMTB dalam perekonomian diupayakan meningkat dengan tingkat pertumbuhan yang lebih tinggi. Untuk mewujudkan hal tersebut, Pemerintah akan mendorong penguatan kinerja investasi Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan juga perusahaan swasta dengan mengoptimalkan berbagai sumber pembiayaan investasi yang berasal dari kredit produktif perbankan, pembiayaan pasar modal, peningkatan investasi langsung yaitu Penanaman Modal Asing-Penanaman Modal Dalam Negeri (PMA-PMDN) dan belanja modal (capex) BUMN. Selain itu, pembangunan infrastruktur dan proyek fisik lainnya yang telah berjalan akan semakin ditingkatkan dan diharapkan dapat memberikan dampak lanjutan pada penguatan kinerja PMTB. Dengan memperhatikan hal-hal tersebut, pada tahun 2018 PMTB tumbuh sebesar 6,3 persen.
Dari sisi perdagangan internasional, ekspor meningkat melalui pembukaan pasar baru bagi produk-produk non-tradisional dan diversifikasi komoditas ekspor unggulan serta tetap mempertahankan pasar utama yang telah ada saat ini. Selain itu, Pemerintah terus mendorong promosi destinasi wisata Indonesia untuk meningkatkan peranan ekspor jasa khususnya dari sektor pariwisata. Strategi pengendalian impor juga dilakukan untuk memenuhi kebutuhan prioritas seperti proyek infrastruktur, pangan dan bahan baku dengan tetap memperhatikan suplai dalam negeri.
Pada tahun 2018, kinerja ekspor dan impor tumbuh lebih baik dari tahun sebelumnya yaitu sebesar masing-masing 5,1 persen dan 4,5 persen.
2016 | 2017 | 2.018 | ||
APBN | RAPBNP | APBN | ||
Pertumbuhan Ekonomi | 5,5 | 5,1 | 5,2 | 5,4 |
Sisi Pengeluaran | ||||
Konsumsi Rumah Tangga | 5,2 | 5,0 | 5,1 | 5,1 |
Konsumsi LNPRT | 3,0 | – | – | – |
Konsumsi Pemerintah | 5,7 | 4,8 | 4,6 | 3,8 |
PMTB | 7,3 | 6,0 | 5,4 | 6,3 |
Ekspor Barang dan Jasa | 2,5 | 0,2 | 4,8 | 5,1 |
Impor Barang dan Jasa | 2,2 | 0,7 | 3,9 | 4,5 |
Inflasi
Pada tahun 2018, perkembangan perekonomian global cukup berpengaruh pada pergerakan laju inflasi. Secara keseluruhan harga komoditas internasional dan pergerakan nilai tukar Rupiah terhadap dolar AS memberikan kontribusi pada level yang moderat dalam perkembangan laju inflasi sepanjang tahun 2018. Sementara dari sisi domestik, faktor yang cukup berpengaruh terhadap laju inflasi, antara lain faktor musiman seperti panen, tahun ajaran baru, serta Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN). Dampak dari fluktuasi harga akibat HBKN, panen, atau faktor musiman lainnya dapat menekan laju inflasi komponen volatile food. Akan tetapi, pembangunan dan perbaikan infrastruktur yang mendukung produktivitas pangan dan konektivitas akan memperkuat sisi penawaran dan distribusi.
Pemerintah terus berupaya mengendalikan inflasi dengan menjaga stabilitas harga barang baik di tingkat pusat maupun daerah. Dalam menjaga sisi penawaran, Pemerintah berupaya meningkatkan kapasitas produksi dalam rangka mendukung program ketahanan pangan, diantaranya melalui perluasan areal pertanian, serta revitalisasi dan pembangunan irigasi, waduk, atau embung. Selain itu, Pemerintah juga melakukan perbaikan efektivitas alokasi dan pelaksanaan anggaran subsidi pangan, pupuk, dan benih serta pemanfaatan teknologi dalam penyaluran subsidi untuk tercapainya program subsidi yang lebih tepat sasaran. Dalam mengantisipasi gejolak harga, Pemerintah juga mengambil langkah untuk menjamin ketersediaan pasokan kebutuhan domestik melalui impor komoditas tertentu pada periode tertentu. Operasi pasar juga ditempuh untuk mengantisipasi terjadinya lonjakan harga, terutama pada masa HBKN. Kebijakan stabilisasi harga tersebut ditempuh untuk menjaga daya beli masyarakat, terutama masyarakat berpenghasilan rendah.
Selain dengan menjamin pasokan, Pemerintah juga tetap berkomitmen untuk menjaga keterjangkauan pangan, antara lain dengan menjalankan program-program kesejahteraan dan jaminan sosial masyarakat, seperti pasar murah, dan program kesejahteraan untuk masyarakat dalam Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN). Dalam menjalankan strategi pengendalian inflasi, Pemerintah Pusat juga mendorong Pemerintah Daerah untuk aktif menjaga stabilisasi harga di masing-masing wilayah. Koordinasi dilakukan bersama Bank Indonesia selaku otoritas moneter untuk menciptakan bauran kebijakan fiskal, moneter, serta riil yang mendukung strategi pengendalian inflasi. Dukungan akurasi informasi harga melalui perbaikan data dan pemanfaatan teknologi juga diharapkan dapat berperan penting dalam pengelolaan ekspektasi inflasi masyarakat dan pertimbangan dalam pengambilan kebijakan pengendalian inflasi yang tepat dan cepat. Dalam menjaga kelancaran pasokan, Pemerintah juga telah melibatkan para penegak hukum dalam mencegah adanya praktik kartel atau permainan harga. Berdasarkan faktor-faktor tersebut, laju inflasi tahun 2018 mencapai level 3,5 persen.
Suku Bunga SPN 3 Bulan
Faktor penting yang mempengaruhi tingkat suku bunga Surat Perbendaharaan Negara (SPN) 3 bulan adalah tingkat kesehatan dan kondisi fiskal Pemerintah. Dalam kaitan ini, pergerakan tingkat suku bunga SPN 3 bulan mencerminkan perspektif pelaku pasar keuangan terhadap posisi dan tingkat kesehatan fiskal dan APBN. Menyadari hal tersebut, Pemerintah terus memegang komitmen untuk melakukan pengelolaan fiskal yang sehat dan kredibel di antaranya dengan menjaga tingkat defisit yang sehat, pengelolaan belanja yang efektif, dan efisiensi pengelolaan utang. Selanjutnya, tingkat kesehatan dan efektifitas pengelolaan kebijakan fiskal akan memberikan dampak positif pada stabilitas dan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. Hal-hal tersebut merupakan faktor fundamental dalam menjaga tingkat suku bunga SPN 3 bulan yang aman. Selain tekanan dari kondisi perekonomian riil, tingkat suku bunga SPN 3 bulan pada tahun 2018 juga masih akan mendapat tekanan dari kondisi pasar keuangan global dan domestik. Dari pasar keuangan global, keberlanjutan normalisasi kebijakan moneter AS menjadi salah satu sumber risiko utama kenaikan suku bunga SPN 3 bulan.
Selain itu, berbagai kebijakan seperti aturan wajib investasi bagi lembaga jasa keuangan non-bank di pasar modal oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) juga diharapkan mendukung terciptanya pasar keuangan yang semakin dalam dengan biaya dana yang semakin murah. Dengan terjaganya kondisi fiskal yang sehat dan stabilitas ekonomi, perbaikan kondisi pasar keuangan serta memperhatikan risiko-risiko yang ada, rata-rata tingkat suku bunga SPN 3 bulan relatif stabil pada tingkat 5,2 persen di tahun 2018.
2016 | 2017 | 2018 | |
Laju Inflasi | 4,7 | 4,3 | 3,5 |
Tingkat Suku Bunga | 5,5 | 5,2 | 5,2 |
Nilai Tukar Rupiah
Di tahun 2018, pergerakan nilai tukar rupiah dipengaruhi oleh kondisi global dan domestik. Kondisi global, perang dagang antara AS dan Tiongkok mengakibatkan rupiah melemah sampai di level Rp15.253 per dolar Amerika.
Selain faktor global, nilai tukar rupiah juga dipengaruhi oleh kinerja perekonomian domestik. Akselerasi proyek-proyek infrastruktur, keberhasilan program pengampunan pajak, terjaganya tingkat inflasi, positifnya neraca pembayaran, terkendalinya defisit transaksi berjalan, serta kuatnya cadangan devisa menunjukkan kuatnya fundamental perekonomian Indonesia. Peningkatan sovereign rating kredit Indonesia ke tingkat investment grade oleh Standard & Poor’s juga dipercaya akan membantu upaya Bank Indonesia menjaga stabilitas nilai tukar rupiah. Dalam menghadapi tantangan global dan domestik di atas, Pemerintah bersama-sama dengan otoritas terkait juga telah dan akan terus mengambil langkah-langkah kebijakan untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah dan stabilitas sistem keuangan melalui bauran kebijakan makroekonomi, fiskal maupun moneter.
Setelah mengalami fluktuasi di angka terendah adalah Rp13.288 per dolar Amerika dan aanga tertinggi di Rp15.253 per dolar Amerika, maka nilai tukar rupiah pada tahun 2018 bergerak pada kisaran Rp14.000 per dolar AS.
2016 | 2017 | 2018 | |
Nilai Tukar Rupiah | Rp. 13.400/US$ | Rp. 13.400/US$ | Rp. 14.000/US$ |
Kesimpulan
Pelemahan rupiah yang terjadi sepanjang tahun 2018 tidak berdampak signifikan terhadap perekonomian Indonesia karena fundamental perekonomian Indonesia saat ini masih dalam kondisi baik, yang tercermin dari inflasi yang berada diangka 3,5 persen dan pertumbuhan ekonomi di 5,4 persen.
Terjaganya tingkat inflasi, positifnya neraca pembayaran, terkendalinya defisit transaksi berjalan, serta kuatnya cadangan devisa menunjukkan kuatnya fundamental perekonomian Indonesia.
Daftar Pustaka
www.bi.go.id
www.kemenkeu.go.id/media/6665/nota-keuangan-apbn-2018-rev.pdf
The post KONDISI FUNDAMENTAL EKONOMI MAKRO INDONESIA BAIK SEPANJANG TAHUN 2018 appeared first on BINUS ONLINE LEARNING.